Tak ada satu orang pun yang bisa menakar kualitas kebahagiaan itu sendiri...
Dan aq pun akan tetap mempunyai hari-hari indah bernama BAHAGIA...
Dan aq pun tak akan pernah mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu apabila aq tak menemukan kebahagiian disana..

Sabtu, 24 September 2011

Kuserahkan Putriku Padamu (Renungan untuk Para Suami)

Saat pertama kali putri kecil kami terlahir di dunia, dia menjadi simbol kebahagiaan bagi kami, orang tuanya. Bahagia yang tiada tara kami rasakan karenanya. Kami menjaganya siang dan malam, sampai kami melupakan keadaan diri sendiri. Kami sadar, memang seharusnyalah seperti itu kewajiban orang tua.
Kami besarkan dia dengan segenap jiwa dan raga. Kami didik dengan semaksimal ilmu yang kami punya. Dan kami jaga dia dengan penuh kehati-hatian.
Dan waktupun berlalu...
Dia kini telah menjadi sesosok gadis yang cantik. Betapa bangga kami memilikinya. Kami berpikir, betapa cepat waktu berlalu, dan terbersit dalam hati kami untuk tetap menahannnya disini. Bukan bermaksud meletakkan ego kami atas hidupnya, Namun sebagai orang tua, siapa yang dapat berpisah dari anaknya. Putri kesayangannnya.
Tapi,...
Hari ini, akhirnya datang juga. Saat dimana kami harus melihatnya terbalut dalam pakaian cantik, yaitu gaun pengantinnya. Gadis kecil kami telah tumbuh dewasa. Dan sesudah ijab kabul ini, kau lah kini yang menjadi penjaganya. Menggantikan kami. Mari ikatkan tanganmu kepadanya.
Waktu akhirnya memaksa kami berpisah dengannya. Walaupun kau adalah orang yang asing dan baru sebentar dikenalnya, sedangkan kami adalah orang tuanya yang telah mengorbankan semua yang kami punya untuknya. Namun, tak ada sama sekali kemarahan kami atas dirimu, menantuku. Namun ijinkan kami sedikit meluapkan kesedihan atas seorang putri kami yang harus jauh meninggalkan kami, karena harus mengikutimu. Kamipun tak akan protes kepadamu, karena mulai hari ini, dia harus mengutamakan kau diatas kami.
Tolong, jangan beratkan hatinya, karena sebenarnya pun hatinya telah berat untuk meninggalkan kami dan hanya mengabdi kepadamu. Seperti hal nya anak yang ingin berbakti kepada orang tua, pun demikian dengannya. Kami tidak keberatan apabila harus sendiri, tanpa ada gadis kecil kami dulu yang selalu menemani dan menolong kami dimasa tua.
Kami menikahkanmu dengan anak gadis kami dan memberikan kepadamu dengan cuma- cuma, kami hanya memohon untuk dia selalu kau jaga dan kau bahagiakan.
Jangan sakiti hatinya, karena hal itu berarti pula akan menyakiti kami. Dia kami besarkan dengan segenap jiwa raga, untuk menjadi penopang harapan kami dimasa depan, untuk mengangkat kehormatan dan derajat kami. Namun kini kami harus menitipkannya kepadamu. Kami tidaklah keberatan, karena berarti terjagalah kehormatan putri kami.
Jika kau tak berkenan atas kekurangannya, ingatkanlah dia dengan cara yang baik, mohon jangan sakiti dia, sekali lagi, jangan sakiti dia.
Suatu saat dia menangis karena merasa kasihan dengan kami yang mulai menua, namun harus sendiri berdua disini, tanpa ada kehadirannya lagi. Tahukah engkau wahai menantuku, bahwa kau pun memiliki orang tua, pun dengan istrimu ini. Disaat kau perintahkan dia untuk menemani orang tuamu disana, pernahkah kau berpikir betapa luasnya hati istrimu? Dia mengorbankan egonya sendiri untuk tetap berada disamping orang tuamu, menjaga dan merawat mereka, sedang kami tahu betapa sedih dia karena dengan itu berarti orang tuanya sendiri, harus sendiri. Sama sekali tiada keluh kesah darinya tentang semua itu, karena semua adalah untuk menepati kewajibannya kepada Allah.
Dia mementingkan dirimu dan hanya bisa mengirim doa kepada kami dari jauh. Jujur, sedih hati kami saat jauh darinya. Namun apalah daya kami, memang sudah masa seharusnya seperti itu, kau lebih berhak atasnya dari pada kami, orang tuanya sendiri.
Maka hargailah dia yang telah dengan rela mengabdi kepadamu. Maka hiburlah dia yang telah membuat keputusan yang sedemikian sulit. Maka sayangilah dia atas semua pengorbanannya yang hanya demi dirimu. Begitulah cantiknya putri kami, Semoga kau mengetahui betapa berharganya istrimu itu, jika kau menyadari.

Kamis, 22 Sep 2011
http://m.voa-islam.com/news/article/2011/09/22/16163/kuserahkan-putriku-padamu-%28renungan-untuk-para-suami/

Senyumku Kembali

setelah sekian lama aku terpuruk dalam penyesalan..
kini aku bisa lepas dari itu semua..
hikmah memang "mahal"
kawan....
biarkan semua berlalu dengan apa adanya
karena kau tak tau mungkin itu yang terbaik
ada rahasia terindah yang diinginkannya-Nya

...2009

Senin, 20 Juni 2011

Ayyub Q

Hari ini esok, dan selanjutnya q berharap rasa itu akan selalu ada...
tak pernah berhenti berusha dan berdoa yg terbaik bwt kita...
kau yg mengajari q banyak hal yg prlahan mlai mnjdi kbiasaan q..
tak pernah lelah ataupun mengeluh apalagi marah..
apapun itu,,, walau terkadang q pun menyakiti...
terimakasih atas semuanya,,,
bahagia q sampe hari ini juga karena kamu,,, ^_^

Minggu, 19 Juni 2011

Pertanyaan ITU...

dh be2rpa hri ni d tnyain mulu mslah "kmu siap klo suatu saat hdup sma q dlm keadaan susah"???
lagi2 dger kalimat "slagi kmu mnghrmati n mnghargai aq, itu dh ckup bwat aq"....

andai kamu tau...
q bsa berubah lbh baek tu ya karena kamu...
kmu bs lht sndri kok prubahan itu...
prjuangan ini, usaha ini n cita2 ini ya untuk nti nya...amin
tapi q yg mlah tkut suatu hri ini q yg mnjdi beban bgi hdup kmu...
iri dengan kebahagiaan keluarga kamu,,,
bener2 IRI...

Sabtu, 18 Juni 2011

pantai depook

tdai pagi q, lara, kk disty n kk ta2 ke pantai depok..
ya berharap nya sih D'eight bisa ikt semua... tapi ternyata yg brgkt cmn 4 org...
dh muter pantai bntr trus beli ikan cakalang, ikan bawal, kepiting, udang, cumi, n kerang...
yg pasti ntuk mkan itu smw habisnya >110 ribu...
makan nya puas bgt...
trus foto2 deh...
senangnya hari ini...
semoga esok kebhagiaan itu akan terus ada :D













Jumat, 17 Juni 2011

titik awal

hari ini...
secara tidak disengaja akhirnya.. blog ini pun jadi...
dipaksa2 surh buat blog oleh mr. A, n dh diomelin sm kk adisty akhirnyaaaa,,,,, :D
dh serng bkin blog tapi lupa pasword... :(
semoga esok bisa terus kontinu...
amin O:)